foto: Hikmal Firdaus |
MAKALAH
KOMUNIKASI POLITIK
“SISTEM POLITIK DAN KOMUNIKASI POLITIK”
Dosen Pengampu : Angga Aminuddin, M.IKom
Disusun
Oleh :
Muhammad
Jibran Rachmadi (A2201401)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI) 2024/2025
BAB I
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang
Sistem politik dan komunikasi
politik merupakan dua elemen yang saling terkait dan berperan penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sistem politik mencakup struktur, proses,
dan aturan yang mengatur kekuasaan serta pengambilan keputusan dalam suatu
negara. Di sisi lain, komunikasi politik berfungsi sebagai sarana untuk
menyampaikan informasi, ide, dan nilai-nilai politik kepada masyarakat serta
antara aktor-aktor politik. Dalam konteks demokrasi, komunikasi politik menjadi
sangat krusial untuk membangun partisipasi publik, transparansi, dan
akuntabilitas.
Dalam era globalisasi dan
perkembangan teknologi informasi yang pesat, sistem politik dan komunikasi
politik menghadapi tantangan dan dinamika baru. Media sosial, misalnya, telah
mengubah cara informasi disebarkan dan diterima, memberikan ruang bagi
partisipasi masyarakat yang lebih luas. Namun, di sisi lain, hal ini juga
membawa risiko penyebaran informasi yang tidak akurat dan memicu polarisasi
sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana sistem politik
beroperasi dalam konteks komunikasi politik dan dampaknya terhadap partisipasi
publik.
Keberagaman
sistem politik mencakup berbagai bentuk pemerintahan, seperti demokrasi,
otoritarianisme, monarki, dan lainnya. Setiap sistem memiliki karakteristik dan
mekanisme yang berbeda dalam pengambilan keputusan dan partisipasi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistem Politik:
Sistem politik di suatu
negara dapat dibedakan menjadi berbagai jenis, seperti demokrasi,
otoritarianisme, dan monarki. Setiap sistem memiliki karakteristik unik yang
memengaruhi bagaimana kekuasaan dijalankan dan keputusan dibuat. Contoh sistem
politik yang demokratis, seperti di Indonesia, memungkinkan partisipasi publik
melalui pemilihan umum dan lembaga perwakilan rakyat.
Dalam sistem politik,
terdapat berbagai aktor yang terlibat, seperti pemerintah, partai politik,
organisasi masyarakat sipil, dan media. Interaksi antara aktor-aktor ini
menentukan dinamika politik yang terjadi.
Partisipasi Publik: Sistem politik yang lebih inklusif mendorong
keterlibatan masyarakat dalam diskusi politik, meningkatkan kualitas komunikasi
politik. Di sisi lain, sistem yang tertutup bisa menyebabkan apatisme politik
di kalangan warga.
Sistem politik dan bentuk pemerintahan dapat dikategorikan menjadi
beberapa tipe utama, antara lain:
Demokrasi: Demokrasi Langsung: Warga negara berpartisipasi langsung
dalam pengambilan keputusan (misalnya, referendum).
Demokrasi Perwakilan: Warga memilih wakil untuk membuat keputusan
atas nama mereka (misalnya, pemilihan legislatif).
Otoritarianisme: Kekuasaan terpusat pada satu pemimpin atau
kelompok kecil, sering kali tanpa partisipasi publik yang signifikan. Contoh:
negara dengan rezim diktator.
Monarki: Monarki Absolut: Raja atau ratu memiliki kekuasaan penuh
dan tidak terikat oleh konstitusi.
Monarki Konstitusional: Raja atau ratu berfungsi sebagai simbol
negara, sedangkan kekuasaan dipegang oleh lembaga legislatif yang dipilih.
Republik: Negara dipimpin oleh pejabat yang dipilih, dengan hukum
sebagai dasar pemerintahan, biasanya mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi.
Sosialisme: Sistem yang menekankan kepemilikan kolektif atas alat
produksi dan distribusi kekayaan secara adil.
Teokrasi: Pemerintahan yang dikuasai oleh pemimpin agama atau berdasarkan hukum agama.
2. Komunikasi Politik:
Komunikasi politik
mencakup berbagai bentuk interaksi dan penyampaian pesan yang berkaitan dengan
isu-isu politik. Ini termasuk kampanye politik, debat publik, serta penggunaan
media massa dan media sosial.
Peran media sangat
penting dalam membentuk opini publik dan memengaruhi perilaku pemilih. Media
tradisional, seperti televisi dan surat kabar, serta media baru, seperti
platform online dan media sosial, memiliki pengaruh yang signifikan dalam
menyebarkan informasi politik.
Pengaruh timbal balik antara sistem politik dan komunikasi politik
terlihat dalam beberapa cara:
Pengaturan Informasi: Dalam sistem demokratis, komunikasi politik
cenderung lebih terbuka, dengan media yang bebas berperan sebagai pengawas.
Sebaliknya, dalam sistem otoritarian, pemerintah mungkin membatasi akses
informasi untuk mengontrol narasi publik.
Agenda Setting: Komunikasi politik dapat membentuk agenda publik
dan mempengaruhi kebijakan. Dalam demokrasi, media dan partai politik berperan
penting dalam membentuk isu-isu yang menjadi perhatian publik.
Mobilisasi: Komunikasi politik juga digunakan untuk mobilisasi
masyarakat. Di sistem yang lebih terbuka, organisasi masyarakat sipil dan
partai politik dapat lebih efektif dalam menggerakkan dukungan untuk isu-isu
tertentu.
Dengan demikian, hubungan antara sistem politik dan komunikasi politik sangat erat, saling mempengaruhi dan membentuk dinamika pemerintahan serta partisipasi masyarakat.
3. Dampak dan Tantangan:
Di satu sisi, komunikasi politik yang efektif dapat memperkuat demokrasi dengan meningkatkan partisipasi masyarakat. Namun, di sisi lain, tantangan seperti berita palsu, manipulasi informasi, dan polarisasi politik dapat merusak integritas sistem politik.
Penting bagi masyarakat untuk memiliki literasi media yang baik agar mampu menganalisis informasi yang diterima dan berpartisipasi secara aktif dalam proses politik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam analisis sistem politik dan komunikasi politik, terlihat
bahwa keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Keberagaman
sistem politik, mulai dari demokrasi hingga otoritarianisme, menentukan cara
komunikasi politik berlangsung. Sistem yang lebih terbuka cenderung mendukung
partisipasi publik dan transparansi informasi, sedangkan sistem yang tertutup
sering kali membatasi akses informasi dan partisipasi warga.
Komunikasi politik berperan penting dalam membentuk opini publik,
mempengaruhi pengambilan keputusan, dan mobilisasi masyarakat. Media massa,
media sosial, dan organisasi masyarakat sipil menjadi sarana vital untuk
menyampaikan informasi, mendiskusikan isu-isu politik, dan memperjuangkan
kepentingan masyarakat.
Secara keseluruhan, pemahaman yang mendalam tentang interaksi antara sistem politik dan komunikasi politik sangat penting untuk mendorong partisipasi yang lebih aktif dan konstruktif dalam proses demokrasi, serta untuk menciptakan lingkungan politik yang lebih transparan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Dengan pemahaman yang mendalam mengenai sistem politik dan komunikasi politik, diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi lebih aktif dan kritis dalam proses politik, sehingga memperkuat demokrasi dan kehidupan berbangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Dahl, R. A. (1989). Democracy and
Its Critics. Yale University Press.
Norris, P. (2001). Democratic Phoenix: Reinventing Political Activism. Cambridge University Press.
McNair, B. (2017). An Introduction to Political Communication. Routledge.
Castells, M. (2012). Communication
Power. Oxford University Press.
Emang komunikasi verbal sepenting itu bang?
ردحذفkomunikasi verbal memang penting, karena membantu menyampaikna informasi dengan mudah diterima, komunikasi verbal juga dapat menghindari miskomunikasi.
حذفإرسال تعليق