“KOMUNIKASI VERTIKAL, HORIZONTAL, DAN DIAGONAL”

 

foto by Mukhi Ashobi

MAKALAH

KOMUNIKASI BISNIS

Dosen pengampu : IMAM SANTOSO M.I.Kom

MATERI :

KOMUNIKASI VERTIKAL, HORIZONTAL, DAN DIAGONAL

OLEH :

RAJA FAISAL                       : A2201402 

PROGRAM PENDIDIKAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-FATAH

CILEUNGSI

2024


 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Komunikasi merupakan jantung dari setiap organisasi. Ia menjadi jembatan penghubung antara berbagai elemen dalam sebuah perusahaan, mulai dari pimpinan hingga karyawan paling bawah. Dalam dunia organisasi, komunikasi tidak hanya sebatas pertukaran informasi, namun juga menjadi sarana untuk membangun hubungan, mempengaruhi perilaku, dan mencapai tujuan bersama. Komunikasi bisnis, khususnya, memiliki karakteristik yang unik dengan berbagai jenis yang perlu dipahami, setidaknya terdapa lima bentuk komunikasi bisnis komunikasi vertikal, horizontal,  diagonal, formal, dan informal

Dalam dinamika organisasi modern, efektivitas komunikasi menjadi penentu keberhasilan. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah jenis-jenis komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi dalam organisasi tidak hanya terjadi secara vertikal antara atasan dan bawahan, namun juga secara horizontal antar rekan kerja serta diagonal yang melibatkan individu dari berbagai tingkatan dan departemen. Masing-masing jenis komunikasi ini memiliki peran dan karakteristik yang berbeda, serta tantangan unik yang perlu diatasi.

Makalah ini akan membahas sebagian dari komunikasi bisnis yankni komunikasi vertikal, komunikasi, horizontal, dan komunikasi diagonal.

B.     Rumusan Masalah

Apa itu komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal

Bagaimana cara menggunakan komunikasi vertikal, horizontal dan diagonal dalam bisnis

C.    Tujuan Makalah

Mengetahui apa itu komunikasi vertikal, horizaontal, dan diagonal

Mengetahui cara kerja komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal


 

BAB II

PEMBAHASAN

Komunikasi bisnis terbagi menjadi beberapa jenis, setidaknya dapat dibagi menjadi lima jenis yakni, komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, komunikasi diagonal, komunikasi formal, dan komunikasi informal. Pada kelima jenis komunikasi tersebut memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda.

A.    Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal adalah jenis komunikasi yang terjadi antara tingkatan yang berbeda dalam suatu organisasi. Komunikasi ini umumnya terjadi antara atasan dan bawahan, atau sebaliknya. Tujuan utama komunikasi vertikal adalah untuk memastikan bahwa informasi mengalir dengan lancar dari satu tingkat ke tingkat lainnya dalam organisasi.

Jenis Komunikasi Vertikal:

1.      Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)

Downward Communication merupakan aliran informasi yang berasal atau bersumber dari atasan ke bawahan yang bertujuan untuk memberikan instruksi, kebijakan, prosedur, dan informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas. Contoh: Pertemuan rapat, email, memo, presentasi.

2.      Komunikasi ke Atas (Upward Communication)

Upward Communication merupakan Aliran informasi dari bawahan ke atasan, hal tersebut bertujuan untuk memberikan laporan kinerja, ide, saran, keluhan, atau masalah yang dihadapi. Contoh: Laporan tertulis, pertemuan satu-satu, kotak saran.

3.      Pentingnya Komunikasi Vertikal yang Efektif

-          Meningkatkan produktivitas: Dengan informasi yang jelas dan tepat, karyawan dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik.

-          Meningkatkan motivasi: Karyawan merasa dihargai ketika pendapat dan masukan mereka didengar.

-          Membangun hubungan yang baik: Komunikasi yang terbuka dan jujur antara atasan dan bawahan dapat memperkuat hubungan kerja.

-          Meningkatkan kepuasan kerja: Karyawan yang merasa terlibat dalam pengambilan keputusan akan lebih puas dengan pekerjaan mereka.

4.      Hambatan Komunikasi Vertikal

-          Filter: Informasi dapat berubah atau hilang saat melewati beberapa tingkatan.

-          Overloading: Terlalu banyak informasi dapat membuat karyawan kewalahan.

-          Fear of negative consequences: Karyawan mungkin takut memberikan informasi yang negatif kepada atasan.

-          Lack of trust: Kurangnya kepercayaan antara atasan dan bawahan dapat menghambat komunikasi.

B.     Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah jenis komunikasi yang terjadi antara individu atau kelompok yang berada pada level yang sama dalam hierarki organisasi. Sederhananya, ini adalah komunikasi antar rekan kerja yang memiliki jabatan atau posisi yang setara.

1.      Pentingnya Komunikasi Horizontal

-          Meningkatkan koordinasi: Memastikan semua anggota tim bekerja sama secara efektif untuk mencapai tujuan bersama.

-          Mempercepat pengambilan keputusan: Memungkinkan informasi mengalir dengan cepat antar rekan kerja, sehingga keputusan dapat diambil lebih cepat.

-          Membangun hubungan yang baik: Memupuk rasa saling percaya dan kerja sama antar rekan kerja.

-          Meningkatkan inovasi: Memungkinkan terjadinya pertukaran ide dan perspektif yang berbeda, sehingga melahirkan ide-ide kreatif.

 

2.      Hambatan Komunikasi Horizontal

-          Persaingan: Persaingan antar individu atau departemen dapat menghambat komunikasi terbuka.

-          Perbedaan kepribadian: Perbedaan gaya komunikasi dan kepribadian dapat menyebabkan miskomunikasi.

-          Kurangnya waktu: Jadwal kerja yang padat dapat membatasi waktu untuk berinteraksi dengan rekan kerja.

-          Kurangnya kepercayaan: Kurangnya kepercayaan antar rekan kerja dapat menghambat komunikasi yang terbuka dan jujur.

 

3.      Contoh Komunikasi Horizontal

-          Rapat tim: Diskusi antar anggota tim untuk membahas proyek atau masalah yang sedang dihadapi.

-          Pertukaran informasi informal: Obrolan santai antar rekan kerja saat makan siang atau kopi pagi.

-          Koordinasi antar departemen: Kerja sama antara departemen pemasaran dan produksi untuk meluncurkan produk baru.

-          Diskusi kelompok: Kegiatan brainstorming atau pemecahan masalah bersama.

C.    Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah jenis komunikasi yang terjadi antara individu atau kelompok yang berada pada tingkat hierarki atau posisi yang tidak sejajar dalam organisasi. Artinya, komunikasi ini melintasi berbagai tingkatan dan departemen dalam organisasi.

1.      Pentingnya Komunikasi Diagonal

-          Meningkatkan efisiensi: Memungkinkan pemecahan masalah lebih cepat dengan melibatkan orang yang tepat.

-          Fleksibilitas: Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan yang cepat.

-          Fokus pada tujuan: Membantu semua anggota organisasi bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

-          Meningkatkan inovasi: Memungkinkan pertukaran ide dan perspektif yang berbeda.

2.      Hambatan Komunikasi Diagonal

-          Kurangnya formalitas: Tanpa struktur formal, komunikasi diagonal dapat menjadi kurang terstruktur dan sulit dilacak.

-          Potensi konflik: Perbedaan perspektif dan kepentingan dapat memicu konflik.

-          Beban kerja tambahan: Komunikasi diagonal dapat menambah beban kerja bagi karyawan yang terlibat

3.      Contoh Komunikasi Diagonal

-          seorang karyawan produksi berkonsultasi dengan manajer pemasaran mengenai spesifikasi produk baru.

-          Seorang manajer proyek meminta masukan dari seorang analis keuangan tentang kelayakan finansial proyek.

-          Seorang karyawan IT membantu seorang karyawan HRD dalam menggunakan software baru untuk pengelolaan data karyawan.

-          Seorang direktur operasi memberikan umpan balik langsung kepada seorang karyawan front-line mengenai kualitas pelayanan pelanggan

D.    Komunikasi Formal

Komunikasi formal adalah jenis komunikasi yang mengikuti struktur organisasi dan saluran resmi yang telah ditetapkan. Komunikasi ini biasanya bersifat lebih terstruktur, terdokumentasi, dan mengikuti hierarki dalam organisasi.

1.      Pentingnya Komunikasi Formal

-          Menjamin keseragaman informasi: Semua anggota organisasi menerima informasi yang sama.

-          Membuat catatan resmi: Dokumen formal dapat dijadikan bukti atau referensi di kemudian hari.

-          Menjaga hierarki organisasi: Memperjelas peran dan tanggung jawab masing-masing individu.

-          Memastikan akuntabilitas: Setiap tindakan dapat dilacak dan dipertanggungjawabkan.

2.      Ciri Komunikasi Formal

-          Mengikuti saluran resmi: Komunikasi melalui jalur yang telah ditentukan dalam struktur organisasi.

-          Terstruktur: Memiliki format yang jelas dan mengikuti prosedur tertentu.

-          Terdokumentasi: Biasanya berupa dokumen tertulis seperti surat, memo, laporan, atau email resmi.

-          Bersifat formal: Menggunakan bahasa yang sopan dan profesional.

-          Tujuan jelas: Memiliki tujuan yang spesifik dan terukur.

3.      Contoh Komunikasi Formal

-          Surat: Surat resmi yang ditujukan kepada pihak internal atau eksternal organisasi.

-          Memo: Dokumen singkat yang berisi informasi penting untuk disampaikan kepada sejumlah orang.

-          Laporan: Dokumen yang menyajikan data, analisis, dan kesimpulan terkait suatu isu atau proyek.

-          Presentasi: Penyampaian informasi secara lisan dengan menggunakan media visual.

-          Rapat formal: Pertemuan yang terjadwal dengan agenda yang jelas dan melibatkan peserta dari berbagai tingkatan.

E.     Komunikasi Informal

Komunikasi informal adalah jenis komunikasi yang terjadi di luar struktur formal organisasi. Ini adalah pertukaran informasi yang lebih santai, spontan, dan tidak terikat oleh aturan-aturan yang ketat. Komunikasi informal seringkali terjadi secara alami dan dapat melengkapi komunikasi formal.

1.      Pentingnya Komunikasi Informal

-          Membangun hubungan: Memupuk hubungan yang lebih baik antar rekan kerja.

-          Meningkatkan moral: Menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan.

-          Mempercepat penyelesaian masalah: Memungkinkan informasi mengalir dengan lebih cepat.

-          Meningkatkan inovasi: Memungkinkan terjadinya pertukaran ide yang lebih bebas

2.      Hambatan Komunikasi Informal

-          Informasi yang tidak akurat: Gosip atau informasi yang tidak terverifikasi dapat menyebar dengan cepat.

-          Potensi konflik: Perbedaan pendapat dapat memicu konflik.

-          Kurangnya dokumentasi: Informasi yang penting mungkin tidak tercatat

3.      Contoh Komunikasi Informal

-          Obrolan santai: Percakapan ringan antar rekan kerja saat istirahat atau makan siang.

-          Gosip: Pertukaran informasi yang tidak selalu akurat atau terverifikasi.

-          Jaringan sosial: Interaksi melalui media sosial internal perusahaan.

-          Pertemuan tidak resmi: Pertemuan spontan untuk membahas ide atau masalah


 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal merupakan tiga jenis komunikasi yang saling melengkapi dalam sebuah organisasi. Ketiga jenis komunikasi ini memiliki peran yang krusial dalam memastikan kelancaran operasional, membangun hubungan antar anggota organisasi, serta mencapai tujuan bersama. Memahami karakteristik dan dinamika masing-masing jenis komunikasi akan membantu organisasi menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan produkti

Komunikasi yang efektif dalam organisasi tidak hanya bergantung pada satu jenis komunikasi saja, melainkan pada keseimbangan antara komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal. Dengan mengoptimalkan ketiga jenis komunikasi ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang terbuka, kolaboratif, dan responsif terhadap perubahan.

Adapun mengenal memahami perbedaan dan pentingnya komunikasi formal dan informal akan membantu Anda berinteraksi lebih efektif dalam lingkungan kerja. Dengan menggunakan kedua jenis komunikasi secara tepat, Anda dapat membangun hubungan yang kuat, meningkatkan produktivitas, dan mencapai tujuan organisasi.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama